Hubungan Self-Efficacy dan Cues to Action dengan Perilaku Loss to Follow Up pada Pasien HIV/AIDS dengan Terapi ARV

Abstract

Individu yang hidup dengan HIV berjumlah 36,9 juta baik dewasa maupun anak-anak di dunia. Di Asia Tenggara, terdapat 5.2 juta individu hidup dengan HIV (Michel Sidibe, 2018). Fenomena yang ditemukan di RSUD Embung Fatimah 5 pasien lost to follow up yang datang kembali berobat karea dulu mereka malas datang kembali akibat takut akan penyakitnya diketahui oleh orang lain. 6 orang merasa sehat sehingga malas untuk berobat. 5 orang pasien mengalami infeksi opportunistik diakibatkan lost follow up. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-efficacy dan cues to action terhadap perilaku lost to follow up pada pasien HIV/AIDS dengan terapi ARV di RSUD Embung Fatimah. Rancangan penelitian ini adalah Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien HIV yang lost to follow up berjumlah 33 orang dan data dianalisa menggunakan uji chi-square. Hasil diketahui adanya perbedaan signifikan, yang mana (p- value 0,041 ≤0,05) menunjukkan adanya hubungan self efficacy dengan perilaku lost to follow-up pada pasien HIV/AIDS dengan terapi ARV di RSUD Embung Fatimah dan adanya perbedaan signifikan, yang mana (p-value 0,021≤0,05) menunjukkan adanya hubungan cues to action dengan perilaku lost to follow-up pada pasien HIV/AIDS dengan terapi ARV di RSUD Embung Fatimah. Kesimpulannya ada hubungan self-efficacy dan cues to action terhadap perilaku lost to follow up pada pasien HIV/AIDS dengan terapi ARV di RSUD Embung Fatimah. Saran bagi perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang program pengobatan ARV serta bekerja sama dengan case manager HIV/AIDS dalam melakukan monitoring kejadian lost to follow up