Pengaruh Selimut Elektrik Terhadap Peningkatan Suhu Tubuh Pasien Post Sectio Caesaria Di Kamar Bedah Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
Keywords:
selimut elektrik, post sectio caesareaAbstract
Penatalaksanaan hipotermia yang dapat dikerjakan meliputi tindakan non farmakologis serta farmakologis. Teknik terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan pencegahan proses redistribusi yang menyebabkan hipotermi. Hipotermi dapat terjadi selama pembedahan mayor, dan pasien mungkin tetap dingin selama beberapa jam. Keadaan ini dapat dicegah dengan memberikan selimut hangat (selimut elektrik), mengatur suhu lingkungan yang memadai, serta menggunakan penghangat cairan untuk tranfusi dan cairan lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh selimut elektrik terhadap peningkatan suhu tubuh pasien post sectio caesaria. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimental dengan rancangan one grup pre test post test. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien post sectio caesarea yang mengalami hypothermia (320C -350C) berjumlah 30 orang dengan teknik pengambilan sampling yakni accidental sampling. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata suhu tubuh pasien post sectio caesaria sebelum penggunaan selimut elektrik adalah 33.70C dan mengalami peningkatan suhu setelah penggunaan selimut elektrik menjadi 34.70C. Berdasarakan uji Wilcoxon didalapatkan nilai p value= 0.000, sehingga didapatkan kesimpulan terdapat pengaruh pemberian selimut elektrik terhadap peningkatan suhu tubuh pasien post sectio caesaria di Kamar Bedah Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Pekanbaru. Dengan adanya penelitian ini RSAB Pekanbaru dapat membuat kebijakan dan Standar Prosedural Operasional (SPO) mengenai penatalaksanaan hipotermi pasien post operasi sectio caesaria di ruang pemulihan kamar bedah.