Hubungan Pemberian Mp-Asi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita 6-24 Bulan Di Puskesmas Botania
Keywords:
Stunting, Gizi Anak, MP-ASIAbstract
Latar Belakang: Balita yang berusia 6-24 bulan sangat rentan mengalami stunting. Sifat asupan makanan, seperti tidak adanya suplemen skala besar dan mini, sangat memengaruhi tingkat kecacatan pada usia tersebut. Periode bayi dibawah dua tahun disebut sebagai "periode emas" karena dua tahun pertama kehidupan sangat penting dan memerlukan diet seimbang. Karena waktu ini tidak dapat diperpanjang, maka disebut juga sebagai “masa emas” Anak di bawah usia dua tahun yang mengalami stunting memiliki tingkat kecerdasan yang tidak optimal dan lebih rentan terkena penyakit menular di kemudian hari. Kesulitan yang terkait dengan peralihan dari ASI ke makanan pendamping dapat menyebabkan pertumbuhan yang kurang optimal seiring bertambahnya usia anak. Masalah dengan perkembangan anak akan terjadi jika terus menyusui tidak disertai dengan pengasuhan yang memadai pada usia yang sesuai. Pertumbuhan linier seorang anak dapat terganggu akibat peningkatan kebutuhan nutrisinya jika mereka menerima makanan pendamping yang tidak cukup mendapatkan nutrisi .Tujuan penelitian: Menganalisis hubungan pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak balita di Puskesmas Botania. Metode: jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian case control, sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 balita dengan penarikan sampel Total Sampling. Hasil: uji statistik di peroleh sebesar 0,000 dimana p-value lebih kecil dari α (0,000<0,05). yang berarti secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara MP-ASI dengan kejadian stunting pada Anak Usia 6–24 Bulan Di Puskesmas Botania. Saran: Peneliti juga berharap pada Puskesmas Botania untuk memperbaharui data jumlah balita di setiap bulannya serta memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk memperhatikan waktu, tekstur, frekuensi dan porsi MP-ASI kepada bayinya sehingga terhindar dari kejadian stunting.